Senin, 20 Juni 2011

curhat seorang bapak PNS kepada ANAK-nya yg baru lahir. *KINARYA

biaya pendidikan untuk anak itu tinggi sekali saat ini, hasilnya apa?

untuk semua biaya yang telah dikeluarkan masak iya nanti anakku bakal berjubel2 nyari kerja, atau memburuh di perusahaan perampok kekayaan negeri? atau harus sikut2an berkompetisi dengan berbisnis?  untuk semua biaya yang telah dikeluarkan masak iya nanti anakku mempelajari ajaran perpecahan saling kafir mengkafiri daripada persatuan?

jika kita tinjau lagi proses penciptaan manusia, dimana Adam ditanya Tuhan mengenai sifat2 benda, Tuhan sebenarnya menginginkan manusia berjiwa scientist. Dengan akalnya ia mampu mengenali kemampuan terbang milik burung, atau kemampuan menyelam milik ikan, sehingga tercipta Pesawat Terbang, Kapal Selam, dll. Dengan akalnya ia dapat menciptakan kehidupan yang lebih beradab, bukan perbudakan seperti sekarang ini. Teknologi yang membebaskan manusia.
 
Dengan citarasanya manusia dapat menghasilkan karya-karya seni yang dapat memberikan kedamaian. Sehingga semuanya terangkum dalam kehidupan yang berbudaya tinggi serta beradab. Tuhan tidak pernah mengenalkan uang kepada Adam.

Aku menginginkan seorang anak yang berkarya, bukan yang bergelar.

bagaimana bila uang-uangku kubelanjakan untuk peralatan laboratorium, peralatan musik, alat-alat peraga fisika sederhana?

bagaimana bila uang-uangku kubelanjakan untuk membangun laboratorium dan perpustakaan pribadi di rumah?

karena aku tidak mau uang yang dengan susah payah kukumpulkan menguap untuk para kapitalis yang menakut2i ku dengan risiko sehingga mengambil produk asuransinya.
karena aku tidak mau uang yang dengan susah payah kukumpulkan menguap di dapur para guru yang mengajarkan murid-muridnya untuk berlaku curang dan berbohong?

terlebih lagi,
karena aku tidak mau uang-uangku,
hanya akan menghasilkan seorang anak yang bergelar,
namun tidak berkarya.

Aku ingin anakku sebebas Galileo, Isaac Newton, Albert Eintstein, Thomas Alva Edison...
sebebas para musisi berkarya.

bukan menjadi seperti Prof. Dr. blablabla, Phd yang korup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar